Advokatnews, Lebak | Banten – Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Kabupaten Lebak mempertanyakan urgensi kunjungan kerja (kunker) puluhan anggota DRPD Kabupaten Lebak di tengah pandemi covid-19.
Dikatakan Achmad Syarif, Ketua Media Siber Indonesia Kabupaten Lebak melalui press rilis yang diterima wartawan. Sabtu, (13/3/2021).
Menurut Syarif, disaat masyarakat dibatasi ruang geraknya untuk aktivitas selama pandemi covid-19, namun sejumlah anggota DPRD Lebak malah melakukan kunker keluar daerah. Hal ini lanjut Syarif, mencederai hati rakyat lebak yang sedang terpuruk.
“Kalau masih ada agenda kunker di DPRD, menandakan wakil rakyat tidak peka dengan kondisi rakyat saat ini” Kata Syarif.
Diera 4.0 lanjut Syarif, Studi banding bisa memanfaatkan teknologi informasi berbasis siber.
“Kalau untuk study banding yang outputnya memperoleh informasi dari daerah yang dikunjungi, cukup lihat di youtube, website, atau diskusi via media zoom meeting. Tidak perlu kiranya pergi keluar daerah,” kata Syarif
Lanjut Syarif, Kunker seharusnya hanya dilakukan untuk hal-hal yang sangat vital. Kalau sekedar belajar refocusing anggaran untuk covid atau belajar program di daerah lain yang berhasil, lanjut Syarif, di website daerahnya juga mudah diakses.
“Apa urgensi kunker alias studi bandingnya ? Apa yang dibanding bandingnya? Apa out put yang didapat, raperda apa yang dihasilkan ?” kata Syarif
Selain itu sambung Syarif, daerah lain belum tentu bisa dicontoh. Karena setiap daerah berbeda baik dari sisi tofografi, kultur dan budaya.
“Cukup pelajari aturan pusat dan turunannya saja,” kata Syarif.
Untuk menakar hasil kunker DPRD imbuh Syarif, tinggal dilihat berapa Perda hasil inisiatif DPRD.
“Silahkan Sekwan buka datanya, berapa perda yang murni inisiasi dewan di tahun 2019 – 2020. Kalau sekedar Perda rutin seperti Perda APBD, APBD Perubahan, atau Perda usulan eksekutif sih itu sudah kewajiban dewan mengesahkan. Kalau yang inisiatif legislatif berapa ? buka dong datanya.” pungkasnya.
Syarif juga mengingatkan, beberapa periode silam, pernah mencuat adanya kasus perjalanan dinas fiktif yang menghasilkan temuan BPK yang sangat fantastis. (Ki/Sumardi).