Avokatnews, Aceh – ACEH BESAR, JANTHO : Ratusan hektare sawah di Kawasan Kecamatan Seulimeum dan Kuta Cot Glie Aceh Besar mulai mengalami kekeringan akibat tak mendapat pasokan air selama hampir sepekan terakhir ini. Akibatnya, ratusan hektare sawah dengan tanaman padi yang baru berusia dua bulan ini dikhawatrikan terancam gagal panen.
Tak adanya pasokan air kepersawahan masyarakat itu, disebabkan tak kunjung turun hujan dan rusaknya saluran drainase irigasi yang selama ini mengalirkan kekawasan itu karena mengalami kebocoran di kawasan Lamkhuk, Kecamatan Seulimeum, Aceh Besar. Meskipun musim kemarau baru berlangsung beberapa pekan ini, namun sejumlah tanaman padi milik masyarakat tani di daerah tersebut sudah krisis air.
Pantauan Avokatnews, Aceh di daerah kawasan Gampong Tanoh Abee, Kaye Adang, Lamkhuk, Lamsie, Lamkleng, Barih Lhok, dan Bueng Simek, Bak Sukon, serta lainnya di Kecamatan Kuta Cot Glie dan Seulimuem, rata – rata bagian tanah di sejumlah petak sawah sudah mulai mengering. Pada hal tanaman padi tersebut juga mulai menguning.
Para petani di kawasan itu membiarkan lahannya mengering lantaran sudah tak ada air di saluran irigasi dan sungai.
Bahkan juga ada sebagian petani berusaha menyelamatkan tanaman padinya dengan menggunakan pompa air.
Namun untuk menggunakan pompa air harus mengeluarkan biaya tambahan dengan membeli bensin. Sedangkan yang tidak mempunyai pompa air sendiri maka mereka harus menyewa dengan kisaran harga sampai dengan Rp 100.000 ribu per harinya.
Seperti dilakukan seorang petani pak Bustari warga Lamkleng, Kecamatan kuta Cot Glie, Aceh Besar, dia bersama sejumlah warga lainnya yang bercocok tanam di Blang Jaro, berusaha menyelamatkan tanaman padi menggunakan pompa untuk mengalirkan air.
“Di sini ada ratusan hektare sawah yang sudah mulai menguning, juga ada tanaman padi yang masih bisa diselamatkan,” katanya.
Dia mengaku meski memiliki pompa sendiri tapi tetap harus mengeluarkan biaya karena untuk menyalakan pompa perlu bahan bakar sampai beberapa liter sekali pakai, juga untuk membeli pipa yang panjangnya hingga ratusan meter.
“Yang menyelamatkan padinya dengan mengairi sawah mengunakan mesin itu petani yang memiliki modal. Sedangkan yang tak ada modal membiarkan saja dan dipastikan gagal panen,” sebutnya.
Menurutnya untuk masa tanam kali ini di kawasan itu dan lainnya dipastikan gagal panen bila tak kunjung turun hujan dalam beberapa hari ini. Karena untuk menggunakan pompa air dirasa tidak memungkinkan dikarenakan biaya yang harus dikeluarkan tak sebanding dengan hasil panen yang akan didapat nantinya. “Kebanyakan warga di sini memiliki sawah satu atau dua petak, ada ratusan pemilik,” ucapnya. Oleh sebab itu, mereka sangat mengharapkan bantuan dari Pemerintah Aceh atau Pemerintah setempat khusus nya Dinas terkait untuk memberikan solusi terhadap kondisi yang sedang dihadapi para masyarakat tani saat ini. (Syahril/red).