Gara-Gara Pengerjaan Proyek Lambat, Tiga Ruang Bangunan SDN 2 Penggarangan Tidak Layak Digunakan !!!

Spread the love

Lebak, AdvokatNews — Sungguh sangat memperihatinkan, bangunan Sekolah SDN 2 Panggarangan, Kecamatan Panggarangan, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, sudah mualai retak dan keropos. Kamis, (28/11/2019).

Dikatakan Supriyati S.Pd, “Sebetulnya memang Saat ini, Sekolah mendapatkan bantuan rehab dari Kementrian PUPR sebanyak dua lokal untuk ruang kelas. Akan tetapi, sambung Supriyati, itupun pengerjaannya sering di tinggal pihak pelaksana, yang pada akhirnya bangunan tersebut lambat untuk selesai.

“Yang kami takutkan ketika sedang belajar di ruang kelas bangunan tersebut roboh secara tiba-tiba, sehingga dikhawatirkan murid-murid akan menjadi korban. Apalagi sambungnya, Dengan melihat kondisi ruang sekolah yang temboknya sudah retak dan mengakibatkan kegiatan belajar mengajar tidak nyaman dan was-was”.

Lambatnya pengengerjaan pembangunan yang karena sering ditinggalkan pelaksana tersebut, tentunya akan menghambat pada kegiatan. Karena sementara ini kegiatan belajar mengajarnya di satukan dengan kelas yang lain, yang akhirnya kegiatan belajar mengajar pun jadi tidak maksimal.

“Saya paham dengan program pemerintah dan saya juga mengerti, tetapi dalam hal seperti ini apa lagi akan musim penghujan saya khawatir bangunan ini akan roboh, dan saya meminta agar bangunan yang sedang di rehab untuk segera di percepat dan bisa di pakai untuk kegiatan belajar”.

Di tempat yang sama, Suheti mengatakan, “sebetulnya saya tidak nyaman dan tidak bisa konsentrasi belajar apalagi satu kelas di gabungkan kelas 1 dan 2. Ketika saya menerangkan banyak murid yang tidak paham atau mengerti dikarenakan dalam satu kelas dua guru karna menerangkan bersamaan.”

Oleh karena itu, Suheti meminta pihak Dinas Pendidikan harus secepatnya bertindak dengan keadaan sekolah seperti ini karena dikhawatirkan musim penghujan turun. Apalagi menurutnya, posisi tanah tebing.

“Sudah banyak ruang kelas roboh di saat mengajar dan bahkan memakan korban murid kami.” (Na/red).