Advokatnews, Lampung – Rapat DPRD Kabupaten Pesawaran ricuh ketika membahas gambar Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona di kemasan beras bantuan Covid-19 di Gedung DPRD setempat, Senin (27/4).
Saat terjadi debat soal gambar sang petahana dalam kemasan beras 5 Kg, Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Pesawaran Faisaludin mengatakan banyak orang DPRD yang “86”.
“Kalau masyarakat gak ada yang polemik (soal beras bergambar Dendi), yang penting isinya, orang DPRD banyak 86 ke dinas-dinas, masyarakat diam saja,” ujar Faisaludin.
Suasana rapat yang juga dihadiri satker agak tegang ditambah keluarnya istilah “86” dari Faizaludin, Ketua DPRD Pesawaran M. Nasir tak kuasa menahan emosinya.
“Apakah benar yang dinyatakan tersebut selaku ketua DPW dan anggota DPRD?” tanya M. Nasir kepada Faisaludin.
Dia mengatakan Faizaludin sudah ngawur dan dianggapnya menghina.
“Saya akan laporkan ke kepolisian, “tegas Nasir.
“Catat teman-teman wartawan, kata Bapak Faisaludin, DPRD positif 86,” tandasnya menutup jalannya rapat.
Faisaludin membantah tentang istilah positif yang dilontarkan M. Nasir.
Dia akhirnya menutup rapat tersebut.
Rapat tersebut membahas Penyesuaian Peraturan Bupati Penjabaran APBD Tahun 2020.
Ketika sampai pada soal bantuan beras 5 Kg dari Pemkab Pesawaran yang kemasannya terdapat gambar Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona, M. Nasir mengatakan hal itu menimbulkan polemik di masyarakat.
“Saya kira ini saran agar pemda tidak melakukan tindakan yang menimbulkan polemik, mau itu ada gambar atau tidak, masyarakat Pesawaran tau kalau Dendi itu bupati Pesawaran,” katanya.
Dia minta pimpinan jangan antikritik, karena pemerintah adalah pejabat publik yang harus siap dikritik.
Hal itu ditanggapi Faisaludin.
Menurut wakil ketua I DPRD Pesawaran itu, Pemkab Pesawaran itu tidak membuat polemik karena masyarakat itu tidak merasakan pentingnya gambar yang penting hanyalah isi berasnya.
“Kalau masyarakat gak ada yang polemik, yang penting isinya, orang DPRD banyak 86 ke dinas-dinas, masyarakat diam saja,” ujar Faisal.
Kata “86” tersebut yang kemudian membuat rapat jadi ricuh dan akhirnya bubar. (***Red)