Antara Mahal nya Keadilan dan Mediasi Penal
oleh sultan junaidi,. S.Sy,. M.H
setiap hari mungkin ratusan bahkan ribuan kasus terjadi di seluruh penjuru tanah air, tingginya angka kejahatan penyebab utamanya di dominasi oleh faktor ekonomi.
Mahal nya sebuah keadilan di negeri ini mungkin sudah menjadi rahasia umum, setiap orang yang berperkara baik pidana maupun perdata harus menyiapkan isi kantong yang tebal kalau ingin mendapatkan sebuah keadilan dan itupun tidak menjamin bisa mendapatkan yang namanya keadilan tersebut.
Jika keadilan masih mahal dan sulit untukdi dapatkan, maka jangan pernah berharap masyarakat akan sejahtera, banyak sekali terjadi di tengah-tengah kita sehari – hari, bahwa masyarakat harus menjual harta bendanya untuk lolos maupun mendapatkan yang namanya keadilan.
Hal-hal seperti itu sudah barang tentu menjadi peluang emas bagi oknum-oknum yang menyalahi wewenang dan kekuasaan, kalaulah setiap dari diri kita mau berkata jujur mungkin bisa dilakukan investigasi yang lebih mendalam terkait tulisan dari penuis ini.
Mungkin penulis masih belum bisa terlalu terang terangan mengupas perihal tersebut tapi paling tidak penulis mencoba untuk mengetuk naluri kita semua untuk memberikan rasa adil buat kehidupan masyarakat.
Kita sering mengatakan bahwa kita semua adalah bersaudara, akan tetapi kata – kata tersebut sangatlah jauh dari praktek sehari –hari,kenapa penulis mengatakan demikian, karena faktanya bahwa sangatlah banyak diantara kita menganggap sesama kita adalah musuh yang harus di musnahkan atau yang harus di berikan pelajaran dengan memasukkannya dalam hotel prodeo.
Makin sering kita berurusan dengan Hukum maka makin habis harta benda kita, dan semakin banyak pemerintah membangun hotel alias lapas maka makin penuh penghuninya, karena membangun hotel dengan target bisa menampung penghuni baru menginap dan sewa tempat untuk bermalam didalamnya.
Penegak Hukum sekarang bukan lagi mengedepankan azas musyawarah dan mufakat untuk menghasilkan sebuah keadilan yang hakiki di masyarakat, akan tetapi penegak Hukum sudah berlomba-lomba siapa yang paling banyak menjebloskan orang kedalam hotel prodeo.
Penulis berharap agar aparat penegak Hukum lebih mengedepankan mediasi Penal dalam menyelesaikan kasus perkasus, mungkin bisa mengurangi beban pemerintah dalam anggaran di lapas –lapas di seluruh indonesia, penulis mencoba memberikan masukan bagaimana kalau seandainya kasus-kasus sedang dan ringan lebih di terapkan dan mengedepankan mediasi penal dalam penegakannya, mungkin lebih menimbulkan rasa keadilan terhadap masyarakat, dan tidak perlu kocek saku yang dalam untuk sebuah keadilan.
Mediasi penal bisa di lakukan mulai dari tingkat Rt ( rukun tetangga, RW ( rukun warga ), desa/kelurahan dan di instansi-instansi penegak Hukum. Dan bisa juga dengan menghidupkan kembali lembaga- lembaga Adat yang ada di tengah-tengah masyarakat. Kalaulah Hal ini bisa di terapkan dan di jalankan di masyarakat, penulis punya keyakinan bahwa mahalnya untuk sebuah keadilan dapat di tepis sdikit demi sedikit dan keadilan yang hakiki dapat terwujud dengan baik.