Rony Yacub Azhari Sekjend BEM-UMTS, Nilai Syahrul M Pasaribu Gagal Jadi Bupati Tapsel

Facebooktwitterredditpinterestlinkedinmail

Advokatnews, Tapsel | Sumut – Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT), melalui Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa tahun lalu mengeluarkan Surat Keputusan tentang status kemajuan dan kemandirian Desa.

Surat Keputusan Nomor 201 tahun 2019 melampirkan jumlah status Desa berdasarkan Indeks Desa Membangun (IDM). Untuk Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara, dari total 211 Desa, masih terdapat 82 Desa tertinggal dan 17 Desa sangat tertinggal.

Surat Keputusan Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa tersebut menunjukkan kemunduran di Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), khususnya di Kecamatan Batang Toru.

Pasalnya, jika dibandingkan dengan status kemajuan dan kemandirian Desa berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa tahun 2016, jumlah Desa berstatus sangat tertinggal tahun 2019 di Kecamatan Batang Toru bertambah.

Rony Yacub Azhari selaku Sekjend BEM-UMTS (Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan) mengungkapkan hal tersebut, Selasa (13/10/2020).

“Gawat ini memang, tetapi mau bagaimana lagi, itulah gambaran pembangunan Kabupaten Tapanuli Selatan ini mundur di tengah kemajuan zaman,” Kata Rony.

Tahun 2016, di Kecamatan Batang Toru, dari total 18 Desa terdapat 1 Desa Sangat Tertinggal, 14 Desa Tertinggal dan 3 Desa Berkembang. Tapi pada data tahun 2019 Desa Tertinggal malah bertambah. Dari 1 Desa menjadi 3 Desa Sangat Tertinggal yaitu Desa Batu Horing, Desa Hapesong Baru dan Desa Sipenggeng.

Dijelaskan, status kemajuan dan kemandirian desa tersebut diputuskan setelah dilaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi secara internal terhadap pelaksanaan Indeks Desa Membangun (IDM).

“Status tersebut ditetapkan setelah dilakukan monev (monitoring dan evaluasi) oleh kementerian terkait terhadap pelaksanaan IDM. IDM itu indeks komposit yang dibentuk berdasarkan tiga indeks. Pertama yakni Indeks Ketahanan Sosial yang terdiri dari pendidikan, kesehatan, modal sosial dan permukiman. Kedua yakni Indeks Ketahanan Ekonomi dan Ketiga yakni Indeks Ketahanan Ekologi/Lingkungan,” Ungkap Rony.

Menurut Rony, Bertambahnya jumlah Desa Sangat Tertinggal di Kecamatan Batang Toru merupakan buah dari kebijakan pemerintah daerah yang tidak tepat sasaran. Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan selama dipimpin Bupati Syahrul M. Pasaribu dinilai lebih memilih menghabiskan banyak anggaran untuk membangun jalan dan perkantoran daripada membangun Sumber Daya Manusia (SDM) seperti pendidikan, kesehatan dan modal sosial.

“Bupati lebih fokus membangun jalan ketimbang membangun SDM. Visi Sehat, Cerdas dan Sejahtera, yang digaungkan saat kampanye dulu nampaknya hanya untuk kawasan perkantoran Bupati, bukan untuk masyarakat luas. Lihatlah megahnya komplek perkantoran di Kecamatan Sipirok, bandingkan dengan fasilitas pendidikan, kesehatan dan layanan umum di desa-desa, akan terlihat layaknya emas dan batu sungai sedang bersanding”. Tandasnya. (Bw)

Facebooktwitterlinkedininstagramflickrfoursquaremail