Advokatnews, Bogor | jawa barat – Menjadi profesi jurnalis dan menjalankan tupoksinya demi mengedepankan independensi bukanlah hal mudah. Faktanya, di era digital saat ini profesi jurnalis terkadang sering kebablasan dalam menyikapi fungsi sosial kontrolnya. Jurnalis kerap dijadikan alat kekuasaan yang berpotensi pengalihan fungsi dan tidak lagi mengedepankan independensinya serta keprofesionalannya sebagai jurnalis.
Bahkan di Indonesia, kini jurnalis condong menjadi bagian dari kehumasan insantasi, institusi dan lembaga-lembaga plat merah. Hal itu dikatakan Ketua Dewan Penasehat Forum Wartawan Jakarta (FWJ), Drs. Joko Irianto Hamid saat memberikan sambutannya di acara Rapat Kerja (Raker) Pertama yang digelar di Sitamiang Hotel & Resort, Jl. Raya Puncak Km. 82, Cibeureum, Cisarua Bogor Jawa Barat, Minggu (6/12/2020) sore.
Raker FWJ yang digelar 2 hari di Sitamiang Hotel & Resort Bogor, tanggal 5 – 6 Desember 2020 dihadiri juga oleh Abdul Qodir Jaelani selaku Ketua Dewan Pembina FWJ, Tonin Tachta Singarimbun, SH., Ketua Advokat FWJ, Mustofa Hadi Karya Ketua Umum FWJ, Wahyono yang mewakili Badan Koordinasi Penamanan Modal (BKPM), para pengurus FWJ pusat, dan tujuh (7) Kordinator wilayah FWJ dari Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Utara, Jakarta Pusat, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, dan Tangerang Raya.
Lanjut Joko, ia menilai pendewasaan intelektual jurnalis dituntut memiliki kekuatan ganda dalam dirinya. “Jurnalis profesi yang tak bisa disamakan dengan profesi lainnya, komponen yang melekat dalam diri seorang wartawan bisa kita sebut sebagai ‘penyampai’ oleh karenanya disini perlu adanya komposisi seimbang yang mumpuni. “Ucap Joko.
Ditempat yang sama, Ketua Advokat Forum Wartawan Jakarta, Ir. Tonin Tachta Singarimbun, SH., mengibaratkan keberadaan advokat dan jurnalis satu komponen yang tak terpisahkan, ibarat sayur asam dengan garam.
“Dua profesi ini memang memiliki peran penting guna mengedukasi masyarakat dalam penyampaian informasi yang sejalan dengan fungsi kontrol sosial, serta adanya pendampingan hukum yang bersinergi. “Jelas Tonin.
Tonin juga mengatakan pentingnya refleksi hukum yang sejalan dengan fungsi jurnalis akan mampu mencerdaskan rakyat Indonesia. Selain itu, Tonin meyakini sinergi antara advokat dengan FWJ akan mampu membunuh framing-framing kekuasaan yang selama ini hanya berpijakan dan menguntungkan pihak-pihak tertentu.
Meski Forum Wartawan Jakarta baru berdiri di bulan Juli 2019, tetapi forum ini telah menunjukan jati dirinya sebagai forum wartawan yang memiliki tujuan mulia. Konotasi mulia juga dijabarkan Abdul Qodir selaku Ketua Dewan Pembina FWJ sebagai bentuk kepedulian sesama profesi jurnalis yang mengedepankan kesetaraan untuk meraih kesejahteraan anggota.
“Proyeksi kedepan dari anak-anak kami di FWJ terlihat jelas. Mereka ini memiliki potensi yang luar biasa, bahkan diusianya yang belum ada 2 tahun FWJ telah memiliki anggota lebih dari 450 jurnalis dari berbagai media di Indonesia, hal itu menandakan FWJ mampu memberikan warna dan corak lain dalam perkembangan informasi maupun pensinergian humanis yang telah menghipnotis para stakeholder, “Papar Abdul Qodir.
Kedepannya, Abdul Qodir berharap dengan adanya pemikiran yang kuat guna memberikan harapan membangun Indonesia untuk mensejahterakan para anggota-anggotanya, FWJ telah menggandeng Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sebagai wujud kepedulian membangun usaha yang berbasis kemandirian.
Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal yang diwakili Wahyono mengapresiasi Forum Wartawan Jakakrta yang akan menjadi satu bagian sinergitas dan mitra bisnis BKPM untuk mengembangkan potensi usaha-usaha yang akan dibangun demi mensejahterakan para anggotanya.
Ia juga menyebut potensi Forum Wartawan Jakarta sangat berpeluang besar dalam menjalankan profesinya yang ditopang dengan program-program kerja pengembangan usaha kemandirian. “Baru pertama kalinya organisasi kewartawanan akan bersinergi dengan BKPM, artinya intelektual pengurus FWJ ini patut diacungkan jempol, bahwa selain profesi jurnalis, wartawan juga harus ditopang dengan bentuk usaha-usaha yang mampu memberikan kelayakan dan kesejahteraan kepada anggota-anggotanya,” ungkap Wahyono.
“Kami dari BKPM akan selalu siap bersinergi kemudian bekerja sama dalam membantu dan memberikan dukungan kepada FWJ,” tegas Wahyono diacara Raker FWJ tersebut.
Terpisah, Ketua Panitia Raker FWJ, Ferry Faisal mengucapkan terimakasih atas dukungan dan sinergitas kawan-kawan dari Pendam Jaya, Komandan Batalyon 33 Grup 3 Kopassus, Komandan Lanmar Jakarta, Satpol PP Kabupaten Bogor, dan MC Donald Indonesia sehingga dapat terlaksananya kegiatan acara Raker Perdana FWJ dengan lancar dan tanpa kendala Raker FWJ di Sitamiang Hotel & Resort, Puncak Kabupaten Bogor Jawa Barat.(Darsono al ijtihad)