Jalan Rusak dan Berlumpur Lebak Jeruk Desa Pasir Lancar Dikeluhkan Warga

Spread the love

Advokatnews, Pandeglang | Banten – Akses jalan yang baik merupakan kebutuhan vital untuk menopang roda perekonomian warga masyarakat, sehingga dengan baiknya akses jalan maka hilir mudik warga menjadi lancar untuk beraktivitas.
Beda hal dengan jalan yang ada di kampung Lebak Jeruk desa Pasirlancar kecamatan Sindangresmi,Kabupaten Pandeglang-Banten.

Jalan yang merupakan akses jalan desa yang kondisinya rusak parah dan berlumpur dengan struktur tanah liat, sehingga kalau musim penghujan sama sekali tidak bisa di lewati kendaraan roda empat, dan hanya bisa di lewati roda dua itupun sangat sulit karena kondisinya jalanya licin sekali.

Dari pantauan awak media di lokasi jalan tersebut sepanjang kurang lebih 1,5 KM seolah-olah tidak tersentuh pembangunan sama sekali. Minggu, (27/12/2021).

Salah warga masyarakat berinisial A (27) yang enggak di disebutkan namanya saat di konfirmasi awak media mengatakan kami rasa jalan yang ada di kampung ini

Yaitu kampung Lebak Jeruk belum pernah di bangun oleh desa baik dari kepala desa terdahulu atau kepala desa yang saat ini menjabat, sehingga bagi kami warga masyarakat desa Pasirlancar merasa di anak tirikan seolah kampung kami tidak diakui sebagai teritorial desa Pasirlancar.

“Kami ingin merasakan pembangunan jalan seperti kampung yang lain agar akses jalan kami menjadi bagus, sehingga berimbas kepada lancarnya Roda perekonomian yang ada di kampung kami, Pungkasnya.

Tak Jauh beda dengan warga masyarakat berinisial N (36) saat kami konfirmasi mengatakan selama saya berumah tangga di sini kurang lebih 13 tahun belum pernah tuh ada pembangunan jalan sama sekali di kampung kami, padahal kami ingin sekali merasakan jalan bagus seperti jalan kampung lain, ini mana rumah kami aja disini kebanyakan panggung pak.

“kami orang miskin tapi kami juga jalan mah ingin bagus agar kami bisa menjual hasil panen kami lancar sehingga harganya pun mahal yang berimbas dari akses jalan yang bagus, Kami taat bayar pajak, tapi hak kami sebagai warga masyarakat tidak pernah kami rasakan di akses jalan Tutupnya.
(Sambojah)