Advokatnews.com || Kota Bekasi – Mengadakan festival di tengah bencana alam nasional merupakan hal yang sensitif dan sering kali menimbulkan perdebatan etis. Di sisi lain, mengadakan festival hiburan murni di tengah masa berkabung nasional atau bencana besar dapat memicu kritik publik. Hal ini dianggap tidak peka terhadap penderitaan korban. Sebagian masyarakat mungkin merasa bahwa sumber daya dan perhatian seharusnya difokuskan sepenuhnya pada upaya bantuan dan pemulihan, bukan pada perayaan.
Bertolak belakang dengan apa yang akan diadakan di Kota Bekasi. Di tengah bencana alam yang terjadi belakangan ini, pada tanggal 7 Desember nanti Kota Bekasi akan mengadakan Acara Festival bertajuk “Pesona Nusantara Bekasi Keren Jilid III Tahun 2025” atau PNBK. Festival hiburan murni yang akan menunjukan kemeriahan pertunjukan seni budaya dari seluruh Indonesia.
Ketua DPC BANASPATI Kota Bekasi, Robby Kurniawan pun turut mengecam dan menuntut pembatalan PNBK tersebut.
“Lebih baik anggaran untuk PNBK itu dialihkan untuk bantuan kemanusiaan. Waktu itu mau diadakan dan ditunda karena masalah keamanan di Kota Bekasi. Tapi sekarang malah diadakan, sedangkan bencana dimana mana.“, ucap Robby.
“Semeru erupsi, Merapi erupsi, Aceh dan Sumatra banjir bandang, sedangakan Kota Bekasi pesta ditengah bencana alam dimana-mana, dimana rasa empatinya ? Bicara efisiensi dan anggaran kurang, tapi pesta malah jalan terus! Stop dan batalkan PNBK!“, tegasnya.
PNBK sendiri dikenal sebagai ajang pawai budaya terbesar di Kota Bekasi. Acara ini menampilkan khazanah kekayaan budaya Nusantara, mulai dari parade kostum tradisional, marching band, hingga berbagai tarian daerah.
Secara umum mengadakan festival hiburan murni di tengah masa berkabung nasional atau bencana besar dapat memicu kritik publik. Hal ini dianggap tidak peka terhadap penderitaan korban. Sebagian masyarakat mungkin merasa bahwa sumber daya dan perhatian seharusnya difokuskan sepenuhnya pada upaya bantuan dan pemulihan, bukan pada perayaan.(DS)